Everybody Has Their Own Struggle


Melanjutkan tulisan sebelumnya tentang kesibukan akhir-akhir ini. Tentang "kerjaan" (walaupun rasanya tidak seperti kerja pada umumnya :p) di sebuah organisasi non-profit yang men-support social enterprise untuk mengembangkan usaha dan memperluas impact nya di  masyarakat. Kerjaan dimana kesempatan untuk bertemu dan mendengar langsung perjuangan jatuh bangun para founder SE (Social Enterprises) memulai usahanya dari bawah adalah sebuah pelajaran yang tak ternilai harganya.

Dengan stage, business model, dan problem yang berbeda-beda, membuat support yang diberikan juga harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Namun satu hal yang hampir sama dari mereka adalah karakter founder maupun co-founder yang punya purpose (why) dalam dirinya yang menjadi bahan bakar untuk menjalankan SE mereka. Support system dari keluarga dan kerabat juga menjadi tambahan energi mereka untuk terus mempercayai visinya. Cerita-cerita mereka beragam, ada yang rela membagi waktu dengan keluar dari pekerjaan utamanya yang sudah nyaman, dan bersama pasangan membangun usaha sosialnya dari nol. Ada yang curhat soal kesulitan mencari co-founder yang pas, drama dengan tim, sulitnya mencari angel investor yang berbaik hati menyuntikkan dana untuk operasional mereka, ada yang sudah pivot berkali-kali dan belum juga menemukan business model yang tepat, dan ada pula yang harus rela menunda lulus kuliah demi keberlangsungan usaha sosialnya. Bermacam-macam dan unik cerita mereka.

Saya percaya, setiap orang punya perjuangannya masing-masing. Paling tidak dari cerita-cerita mereka saya belajar bahwa disetiap hal yang besar butuh pengorbanan yang besar pula.  Setiap bertemu Rise Inc. Stars 5 (SE yang tergabung di batch 5 - Rise Inc. UnLtd Indonesia), saya selalu mendapat suntikkan energi baik dari antusiasme ataupun cerita progress mereka, baik saat saya menemani mereka bertemu mentornya atau pada saat workshop di Jakarta.

"mas Ayi, kenapa ga bikin social enterprise sendiri"

Tiba-tiba saya teringat pertanyaan salah satu SE disalah satu coffee shop di Jakarta beberapa saat setelah sesi mentoring selesai. Setelah panjang lebar ngobrol soal perjuangannya membangun sebuah usaha responsible travelling, ia bertanya pertanyaan yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. 

Ya, mbak, saya akan (melanjutkan) untuk menjalankan mimpi saya membesarkan social enterpise saya sendiri, tentunya setelah belajar banyak dari kalian, dari tim di UnLtd dan Instellar, saya akan membangun my own social enterprise, dan tentunya membesarkan koperasi. Ya, ini janji dan tanggung jawab bagi kader-kader koperasi! :')

Hopefully, I have a time to tell those stories more detail. Bisa ceritain lebih personal tentang cerita-cerita dari social enterprise yang saya temui, sehingga kita bisa saling menguatkan dan percaya bahwa menjalankan bisnis yang memiliki impact sosial (yang positif) itu NYATA.

*Ditulis ketika masih dalam keadaan bersemangat setelah mendengar cerita sedih dari dua founders SE. Di sebuah coffee shop di timur Jakarta.  

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer